100Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa. Pekerjaan yang menghasilkan jasa dan pekerjaan yang menghasilkan barang kerap kali dicari bagi yang membutuhkannya. Semakin majunya teknologi, memang pekerjaan jasa yang bisa digeluti pun semakin beragam. Jadi, Anda bisa menambah penghasilan dengan berbagai kesempatan yang ada saat ini.
Related PapersTujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang konsep profesi pekerjaan sebagai bimbingan konseling. Dengan manfaat yang diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang konsep profesi bimbingan konseling. Teknik kajian dalam makalah ini menggunakan teknik kajian pustaka atau library research. Adapun kesimpulannya adalah bahwa profesi bimbingan konseling adalah sebuah profesi yang banyak membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, untuk mencapai kemampuan, pemahaman, dan pengarahan diri, penyesuaian diri serta pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan lingkungannya, serta memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan mengenai kariernya dimasa depan. A. PENDAHULUAN Bimbingan konseling merupakan profesi yang penting dalam lingkungan sekolah, baik pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Seorang yang bergelut dalam dunia bimbingan konseling di sekolah biasa disebut guru BK Bimbingan Konseling, konselor atau seorang psychological-educator. Sesuai dengan bidangnya guru BK atau konselor ini bertugas atau bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik. Secara etimologi bimbingan berasal dari kata "guidance" dalam bahasa inggris. Secara harfiah istilah "guidance" berasal dari kata "guide" yang berarti 1 Mengarahkan to direct, 2 Memandu to pilot, 3 Mengelola to manage, 4 Menyetir to steer. Sesuai dengana. Perkembangan profesi konseling oleh Donald dalam bukunya The Profesional Counselor Profesi konseling telah memiliki legalitas dari perjalanannya yang panjang. Profesi konseling juga harus mengikuti tuntutan zaman yang masyarakatnya semakin maju. Bimbingan konseling di sekolah di awali adanya revolusi industri dan keragaman latar belakang para siswa yang masuk ke sekolah-sekolah negeri. Tahun 1898 Jesse B. Davis, seorang konselor di Detroit mulai memberikan layanan konseling pendidikan dan pekerjaan di SMA. Pada tahun 1907 dia memasukkan program bimbingan di sekolah tersebut. Tujuan program bimbingan disini untuk membantu para siswa agar mampu 1 mengembangkan karakternya yang baik yaitu memiliki nilai moral, ambisi, bekerja keras, kejujuran dalam rangka merencanakan, mempersiapkan dan memasuki dunia kerja/bisnis; 2 mencegah dirinya dari perilaku bermasalah; dan 3 menghubungkan minat pekerjaan dengan kurikulum /mata pelajaran. Berikut sejarah perkembangannyaKinerja seorang konselor sekolah dinyatakan berkualitas jika ia menunjukkan perilaku tugas yang sesuai dengan indikator kompetensi inti yang ditentukan dalam Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor SKAKK. Kualitas kinerja guru BK mengacu pada tingkat kesesuaian antara perilaku nyata yang ditunjukkan oleh guru BK ketika melakukan tugas khusus sebagai guru BK dan indikator kompetensi inti yang ditetapkan dalam SKAKK. Semakin tepat kinerja konselor sekolah dengan spesifikasi yang ditentukan dalam SKAKK, semakin berkualitas kinerja profesional konselor sekolah yang bersangkutan. Kualitas kinerja profesional konselor sekolah dengan demikian dapat diartikan sebagai memenuhi spesifikasi perilaku tugas profesional oleh konselor sekolah sesuai dengan yang ditentukan dalam indikator ini dapat di gunakan sebagai penunjang belajar bagi Guru BK dalam menambah wawasan materi tentang asesmen Bimbingan KonselingPada Abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Dalam konstelasi kehidupan tersebut setiap peserta didik memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling. Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling dapat diupayakan untuk mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan. Kurikulum 2013 memuat program peminatan peserta didik yang merupakan suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada pada satuan pendidikan. Muatan peminatan peserta didik meliputi peminatan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, lintas peminatan, pendalaman peminatan dan ekstra kurikuler. Dalam konteks tersebut, layanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan dirinya secara bertanggungjawab sehingga mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Di samping itu, bimbingan dan konseling membantu peserta didik/konseli dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera. Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma bimbingan dan konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang Key words supervisor counselor. Teachers guidance an counseling, teacher performance evaluationsof guidance and counseling And realize that it is deliberately designed to achieve the goals that have been set. It is aimed to improve the human resource quality. One of the efforts to improve the quality of its human resources through supervision at school. Efforts to improve the quality of education, resource counseling teacher is a component of human resources should be developed and expanded continuously, that' s a very important role in supervision to include counseling teacher in the teacher ' s counselor. Performance evaluation of teachers is an assessment of the activities each grains the main task of teachers in order to develop the career of the rank and his position .Performance evaluation of teachers also is an award for work performance teachers , so associated with increased career development and teachers .The purpose of teacher performance evaluation of ensure that education services given by a tutor is mejamin quality and that the teachers carry out his work in a professional manner .For teachers guidance and counseling teacher performance evaluation of directly associated with teacher competencies service in carrying out guidance and counseling . Performance appraisal teacher guidance and counseling/counselor based on Permendiknas about the standard of qualification and competence a counselor who admonishes include 1 competence pedagogy; 2 competence personality; 3 social competence draught 4 professional competency. To four whose competence developed in judgment work teachers guidance and counseling / counselor at developed into 17 whose competence should be owned and elaborated to 68 ini diarahkan untuk mencapai tujuan berikut 1 Untuk mengenali aspek kompetensi yang perlu ditekankan dalam program penguatan kompetensi konselor sekolah, 2 Untuk menggambarkan masalah yang dialami oleh konselor sekolah dalam pengembangan kompetensi, dan 3 untuk mengenali bentuk pengembangan kapasitas yang dinilai sesuai dengan kebutuhan dan keadaan konselor yang bersifat sementara di Makassar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang dikombinasikan dengan pendekatan kualitatif. Populasi penelitian ini adalah konselor sekolah yang bekerja di sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan sekolah kejuruan di kota Makassar berjumlah 256. Sampel diambil sebanyak 25% dari populasi, yaitu 69 orang dan dipilih dengan teknik proportional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, wawancara dan FGD. Analisis data meliputi analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 tinggin...1-SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111 TAHUN 2014 TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELINGPADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH. PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING I. PENDAHULUAN Pada Abad ke-21, setiap peserta didik dihadapkan pada situasi kehidupan yang kompleks, penuh peluang dan tantangan serta ketidakmenentuan. Dalam konstelasi kehidupan tersebut setiap peserta didik memerlukan berbagai kompetensi hidup untuk berkembang secara efektif, produktif, dan bermartabat serta bermaslahat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Pengembangan kompetensi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan pada satuan pendidikan yang tidak hanya mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen saja, tetapi juga layanan khusus yang bersifat psiko-edukatif melalui layanan bimbingan dan konseling. Berbagai aktivitas bimbingan dan konseling dapat diupayakan untuk mengembangkan potensi dan kompetensi hidup peserta didik/konseli yang efektif serta memfasilitasi mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif agar setiap peserta didik/konseli betul-betul mencapai kompetensi perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan. Kurikulum 2013 memuat program peminatan peserta didik yang merupakan suatu proses pemilihan dan pengambilan keputusan oleh peserta didik yang didasarkan atas pemahaman potensi diri dan peluang yang ada pada satuan pendidikan. Muatan peminatan peserta didik meliputi peminatan kelompok mata pelajaran, mata pelajaran, lintas peminatan, pendalaman peminatan dan ekstra kurikuler. Dalam konteks tersebut, layanan bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusan dirinya secara bertanggungjawab sehingga mencapai kesuksesan, kesejahteraan dan kebahagiaan dalam kehidupannya. Di samping itu, bimbingan dan konseling membantu peserta didik/konseli dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera. Sesuai dengan arah dan spirit Kurikulum 2013, paradigma bimbingan dan konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang dimiliki, melainkan sebagai sebuah kondisi perkembangan yang memungkinkan peserta didik mampu mengambil pilihan dan keputusan secara sehat dan bertanggungjawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya.
Sebelumseseorang masuk dalam pelayanan konseling, maka harus dipertimbangkan juga talenta apa yang dimilikinya, bagaimana dedikasinya dan juga persiapan apa yang dibutuhkan. Penutup dari Redaksi Latihan, pengetahuan dan pengalaman bertahun-tahun tidak cukup menjadikan seorang pendeta atau konselor menjadi seorang konselor Kristen yang baik.
Sukmawati Mahasiswi Prodi BKI IAIN Parepare Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dan sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang makin meluas, Profesi bimbingan dan konseling merupakan profesi yang unik dan khas karena berbeda dengan profesi yang lain, sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan konseling saat ini sedang dikembangkan pula pelaynan bimbingan dan konseling dalam setting yang lebih luas, seperti dalam keluarga, keagamaan, pra nikah, pernikahan,lingkungan dan lainnya. Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk, hal ini mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilajutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli mengatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan, banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Peranan bimbingan dan konseling semakin penting di sekolah terutama untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, hampir dapat dipastikan bahwa dalam satu sekolah akan ditemukan murid yang memiliki masalah kesulitan belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar tersebut harus diarahkan dan diberi motivasi dalam bentuk bimbingan konseling. Untuk menyelenggarakan layanan ini dengan baik, salah satu isyarat yang harus diketahui adalah memahami hakikat bimbingan dan konseling itu sendiri. Bimbingan dapat diartikan dalam suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan. Supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, sehinggah dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak sewajarnya sesuai dengan tuntutan sesuai dengan keadaan lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, serta kehidupan pada umumnya. Bimbingan dapat juga diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dari konselor kepada klien agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Kata konseling dalam bahasa Indonesia diartikan dengan penyuluhan, yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun teknik. Jadi mengenai dengan siswa yang mulai malas belajar seperti sekrang ini sangat perlu dilakukan bimbingan konseling dengan teori behavioral agar siswa tersebut dapat mengubah tingkah lakunya sehingga menjadi lebih baik. Konseling dengan menggunakan teori behavioral merupakan teori konseling yang efektif untuk melakukan modifikasin tingkah laku, yaitu menekankan tingkah laku maladaptif dan tingkah laku adaftif. Evaluasi mengenai keberhasilan konseling behavioral dalam menangani kasus kemalasan belajar, kecanduan alkohol di ungkapkan juga melalui analisis, konselor juga dapat menyesuaikan teknik konseling untuk menekankan tingkah laku. Konseling behavioral juga tidak memandirikan klien melainkan konseling behavioral menuntut konselor untuk terlibat aktif dan menggunkan pengetahuan ilmiah untuk menemukan persoalan individu, konselor dalam konseling behavioral mendiagnosa tingkah laku maladaftif dan menentukan prosedur penanganan yang cocok dengan masalah klien, dan konselor menentukan cara-cara yang digunakan untuk klien dakam usaha mengubah tingkah laku. Keterlibatan konselor dalam sebuah proses konseling yang aktif serta tidak melibatkan klien secara aktif dapat berdiri secara mandiri, klien harus mengikuti setgiap arahan dari konselor dan tingkah laku klien harus dikontrol oleh konselor agar mencapai tujuan konseling. Klien mungkin berhasil mengubah tingkah lakunya dalam sebuah proses konseling, akan tetapi terdapat kemungkinan bahwa klien tidak memahami siklus pemecahan masalah yang seharusnya ia pahami. Membantu klien tumbuh agar belajar cara pemecahan masalah yang lebih baik diemudian hari saat mereka menghadapi masalah merupakan hal yang penting dilakukan dalam sebuah proses konseling. Pendekatan behavioral yaitu menaruh perhatian pada perubahan perilaku, Apabila ditelusuri, perkembangannya sudah sejak 1960-an konseling behavioral memberikan implikasi pada teknik dan stratefi konseling dan dapat diintegrasikan dengan pendekatan lain. Menurut George dan Chistiani, konseling behavioral berpangkal pada keyakinan tentang martabat manusia, yaitu sebagian dari falsafah hidup dan sebagian lagi bercorak psikologi, rincian pendapatnya sebagai yaitu, Manusia tidak berakhlak baik atau buruk, bagus atau jelek, manusia memiliki potensi untuk bertingkah laku baik atau buruk, tepat atau salah. Tujuan konseling behavioral adalah untuk mengubah perilaku salah dalam penyesuaian dengan cara-cara memperkuat prilaku yang diharapkan dan meniadakan prilaku yang tidak diharapkan, serta membantu menemukan cara-cara berperilaku tepat. Berdasarkan bekal pembawaan dan interaksi dengan lingkungan maka terbentuk aneka pola prilaku yang menjadi ciri khas pada kepribadian individu, manusia mampu untuk berefleksi atas tingkah lakunya sendiri, memahami apa yang dilakukannya, dan mengatur serta mengatur serta mengontrol perilakunya sendiri. Manusia mampu untuk memperoleh dan membentuk sendiri suatu pola tingkah laku yang baru melalui suatu proses belajar, bila pola yang lama dibentuk melalui belajar, maka pola tersebut dapat diganti melalui usaha belajar yang baru. Konseling behavioral dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang disengaja secara khusus untuk mengubah prilaku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama. Krumboltz & Thoresen menempatkan prosedur belajar dalam empat kategori, yaitu sebagai berikut 1. Belajar Operan Operant Learning adalah belajar didasarkan atas perlunya pemberian ganjaran reinforment untuk menghasilkan perubahan prilaku yang diinginkan. 2. Belajar Mencontoh Imitatif Learning, yaitu cara dalam memberikan respon baru dengan cara menunjukkan atau mengerjakan model-model prilaku yang diinginkan sehingga dapat dilakukan konseli. 3. Belajar Kognitif Cognitive Learning, yaitu cara belajar memelihara respon yang diharapkan dan boleh mengadaptasi perilaku yang lebih baik melalui instruksi sederhana. 4. Belajar Emosi Emotional Learning, yaitu cara-cara yang digunakan untuk mengamati respon-respon emosional konseli yang tidak diterima menjadi respon emosional yang dapat diterima sesuai dengan konteks classical conditioning. Lalu penerapan dalam masyarakat yaitu mengembangkan kehangatan, empati dan hubungan suport, serta memberi kesempatan pada klien karena kerjasama positif pada klien, Jadi itulah sedikit uraian tentang pentingya bimbingan konseling dalam masyarakat dengan pendekatan teori behavioral. Selanjutnya saat ini saya sedang dalam penelitian yang berjudul “Peranan penyuluh agama islam dalam membentuk akhlak remaja di Kelurahan Bukit Harapan Kota Parepare”. Remaja adalah harapan bangsa, di pundaknyalah segala cita-cita bangsa untuk dapat mengatur dan memperbaiki kehidupan dunia ini. Hal ini merupakan salah satu maksud diciptakannya manusia oleh Allah Swt. Salah satu faktor yang harus ditanamkan untuk bisa mencapai hal tersebut adalah masalah pembinaan akhlak remaja yang akan ditopang dengan Penyuluh Agama Islam dalam hal ini akan menunjang kehidupannya di dunia ini. Salah satu penyebab timbulnya krisis akhlakul karimah yang terjadi saat ini dikarenakan orang sudah mulai kurang peduli dengan ajaran-ajaran agama, khususnya remaja yang identik dengan kehidupan bebas. Hal ini ditandai dengan beredarnya pola kehidupan yang bebas di Indonesia. Sikap mementingkan diri sendiri, egois, serta semakin pudarnya nilai sopan santun yang semakin menghinggapi dalam diri manusia dan remaja pada khususnya. Persoalan remaja adalah persoalan yang sangat hangat dan menarik untuk diperbincangkan, karena remaja merupakan masa peralihan, di mana seseorang meninggalkan usia anak-anak yang penuh dengan ketergantungan kepada kedua orang tua, remaja pada hakikatnya sedang sibuk berjuang dalam menghadapi kehidupan lingkungan yang begitu kurang serasi, yang penuh dengan kontradiksi dan ketidak stabilan, yang akan sangat mudah jatuh kepada kesengsaraan batin hidup, penuh kecemasan, ketidak pastian dan kebingungan. Penyuluh Agama Islam sebagai salah satu bentuk bimbingan,karena itu penyuluh hidup di tengah-tengah masyarakat adalah merupakan figur yang ditokohkan, pemuka agama, tempat untuk bertanya, imam dalam masjid atau musholah, begitu pula dengan adanya aliran keagamaan hendaknya penyuluh agamadapat menjernihkan, tidak menambah keruh suasana dan berpedoman kepada Al-quran dan Al-Hadist. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 1. Bimbingan Agama Religious Guidance Teori ini untuk mengetahui bagaimana penyuluh agama dapat memberikan bimbingan agama kepada anak remaja di kelurahan bukit harapan. Bimbingan Agamareligious guidance adalah bimbingan dalam rangka membantu pemecahan problem seseorang dalam kaitanya dengan masalah-masalah keagamaan, melalui keimanan menurut agamanya. Dengan menggunakan pendekatan keagamaan dalam konseling tersebut, klien dapat diberi insting kesadaran terhadap adanya hubungan sebab akibat dalam rangkaian problem yang dialaminya dalam pribadinya yang di hubungkan dengan keimananya yang mungkin pada saat itu telah lenyap dari dalam jiwan klien. Teori peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi, psikologi dan antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah “peran” yang biasa digunakan dalam dunia teater, dimana seorang aktor dala teater harus bermainsebagai tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk berprilaku secara tertentu. Posisi seorang aktor dalam teater dinalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat, dan keduanya memiliki kesamaan posisi.
kLl5Koa. v3alnb9o12.pages.dev/302v3alnb9o12.pages.dev/203v3alnb9o12.pages.dev/14v3alnb9o12.pages.dev/37v3alnb9o12.pages.dev/182v3alnb9o12.pages.dev/133v3alnb9o12.pages.dev/125v3alnb9o12.pages.dev/188v3alnb9o12.pages.dev/251
kapan pekerjaan konselor semakin dibutuhkan